SELAMAT datang di www.melayuonline.com. Situs dunia melayu se-dunia. Demikian sebait kalimat yang tercantum di bagian atas portal melayuonline.com. Di bawah kalimat tadi ada lagi dua kalimat bergerak: Tak melayu (online) hilang di dunia (virtual). Melestarikan tradisi dengan cara yang tidak tradisional. Kedua kalimat itu adalah motto situs ini. Dengan latar belakang hijau dikombinasikan warna kuning-cokelat-putih, satu-satunya situs melayu referensi dunia ini diterjemahkan dalam dua belas bahasa. Sayang, sejak berdiri 20 Januari 2007 silam, baru bahasa Indonesia, Inggris, dan Perancis yang bisa diakses. “Bahasa lain sudah disiapkan tapi tak ada dana,” aku Yuhastina Sinaro, Public Relation Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM)—sebuah lembaga yang menaungi melayuonline.com.
Melayuonline.com punya dua puluh empat menu dengan tiga menu utama: Sejarah Melayu, Budaya Melayu, dan Sastra Melayu. “Sejarah melayu mencakup dimensi luas dengan rentan masa panjang,” jelas Naina—panggilan akrab Yuhastina Sinaro—saat BM bertandang ke kantor BKPBM Yogyakarta, Rabu (3/6) lalu. Sejarah yang dimuat di melayuonline.com adalah peristiwa yang nyata terjadi pada masa silam. Jejaknya pun dapat dilacak melalui peninggalan sejarah: manuskrip, prasasti, sejarah lisan maupun artefak. Sejarah melayu ini dibagi lagi dalam tiga kategori: sejarah tentang kerajaan, naskah sejarah, dan situs sejarah, seperti candi, masjid, istana, dan makam.